UNTITLED - 335

 




"Juni, gue takut." bahunya naik turun seiring dengan tangis, tangisnya begitu pecah. 


Juni mengusap punggung Juniar. Menenangkan sang tuan. Keduanya duduk di depan ruangan IGD dimana Ghiffari berada di dalamnya. Derap langkah buru-buru semakin nyaring terdengar. 


Itu Sukma dan Raka.


"Unit darah sini udah gak ada. Gue maksa mereka hubungi PMI Bandung juga katanya PMI juga gak punya stok O Rhesus negatif." terang Sukma. 

"Gue udah hubungi Bank Darah Jabar gak ada keputusan. Mereka pun sama, gak punya stok O negatif. Gue minta mereka buat hubungi pendonor tetap dinomor daruratnya O rhesus negatif. Rata-rata lagi gak layak donor." ucap Raka.


Juniar turun dari duduknya, memegangi kepala dan sedikit menjambak rambutnya sendiri. Pundaknya semakin naik turun bergetar hebat akibat tangisnya. Juniar berkeringat bukan main, dirinya begitu cemas. Diangkat oleh Juniar lengan Hoodienya. mencakar-cakar frustasi luka nya yang belum sepenuhnya pulih. 


"HEYY.. JUNIARR! STOOP! Ya Tuhan! lo jangan gini! Juniar gue mohon."  sebisa mungkin Juni menahan Juniar. 


Sia-sia saja sebagaimana besar Juni menahan, lawannya memiliki tenanga yang lebih besar. 

"GI!! Lo boleh ambil mama Gi. Lo boleh ambil semuanya Gi. Tapi gue mohon jangan tinggalin gue kayak gini." 


Plaakk 


Satu tamparan mendarat di pipi Juniar.


"Raka!!!!" pekik Juni.


"Sadar anjing! Jangan gini! Lo nyakitin diri lo gini ga ngaruh apa-apa buat si Ghiffa. Mikir anjingg! Bukan kaya gini, Juniaaaar!" Raka menggoyangkan bahu dari sosok dihadapannya itu. "Sadar anjiing! Sadar Juniarr!!" pekik Raka. Tangis seluruhnya pecah, Juni, Sukma, Raka. Tak ada satu pun yang bertahan pada kondisi ambang pilu ini. 


Ada dan tiada.

Hidup dan mati.


"Bahureksa udah semaksimal mungkin ngelindungi Ghiffa, biar gak kejadian kaya gini, Jun." ucap Sukma. "Bahkan kita lebih rela kita yang harus di posisi Ghiffa sekarang, daripada harus dia." 

Darah O dengan Rhesus negatif memang begitu istimewa, selayaknya Ghiffari. Dijuluki dengan pendonor universal, pembagi kebahagiaan kepada semua orang, namun untuk dirinya sendiri, pemilik darah dengan Rhesus negatif hanya bisa menerima donor darah dari golongan O Rhesus negatif saja. 


Juni menghapus air matanya. 


"Juniar. Aku ta-kut nanya ini. Karna aku takut jawabannya gak sesuai dengan yang aku harap-kan." ucap Juni terbata-bata, "Harapan aku cuma ini, dan semoga jawabannya sesuai dengan harapan terakhir aku ini."


Juni menghela napasnya. 


"Papa kamu, ayahnya Ghiffa, go-longan da-rahnya apa?" tanya Juni dengan lirih, Juni memejamkan matanya beserta setetes air mata yang turun kembali, harapan terakhirnya sudah diujung tanduk. Harapannya cuma satu, mendengar jawaban dari Juniar yang sesuai dengan apa yang ia pikirkan.


"O" ada jeda sedikit dijawabannya, "Negatif."


Dua kalimat tersebut membuat seluruh tangis menjadi pecah. Juni sudah hilang arah, harapan terakhirnya akhirnya dikabulkan semesta.


"KENAPA LO GAK BILANG DARI TADI JUNIARR? KENAPAA?!" Raka menggoyangkan kembali bahu Juniar, berteriak tepat di depan wajah Juniar.


"Papa gak akrab sama Ghiffa. Gue gak tahu kenapa. Papa lagi perjalanan ke Jakarta sekarang. Se-gak peduli itu Papa sama Ghiffa." ucap Juniar lirih. "Dengan Papa tahu hal ini, pasti sepaket dengan mama yang tahu juga. Gue takut." 


"LO MASIH SEMPETNYA MIKIRIN DIRI LO SENDIRI YANG TAKUT DIMARAHIN NYOKAP?" Raka mengangkat pipi Juniar, memalingkan kepala yang ia pegang ke ruang IGD, "Kakak lo, yang suka bela lo dari nyokap lo itu, Di dalem sana! Kesakitan! Gak punya harapan!"

"BUKAN GUE RAKA! Bukan gue egois! Kalau nyokap gue tahu, itu bisa buat dia jantungan. Kalau jantungan, Ghiffa lagi yang kena, Raka! Mana bisa dia dapet darah itu dari Papa kalau papa sendiri harus ngurus mama yang kumat. Sesayang  itu mama sama Ghiffa, Raka!  Gue gak egois! Gue mikirin semuanya!"


"Gue juga mikir rasional. Papa lagi perjalanan ke Jakarta, Gak mungkin. Harapan gue cuma bank darah."


"Biar aku aja." sela Juni. "Biar aku yang hubungi papa kamu, kalau kamu takut. Aku coba." 


Dengan itu pula, Juni menghubungi harapan terakhirnya, Afriandi Grisha, sang Ayah dari jendral yang sedang nyenyak tertidur.


Juni mengambil telepon genggamnya. Dengan gemetar menyalin nomor telepon tujuan terakhirnya dari ponsel Juniar. Melakukan panggilan. Dirinya hanya bisa menggigit kukunya sendiri, berharap ditemu jawab disana. Matanya membulat sempurna tatkala panggilannya berhasil terjawab.



"Selamat malam, Om. Saya Juni, temannya Ghiffari dan Juniar, yang waktu itu datang menghadiri makan malam keluarga besarnya Ghiffa dan Juniar. Saya mau mengabari om, bahwa Ghiffari kecelakaan om."


"....." 


Ada pucat dan ke khawatiran setelah didengarnya jawaban yang terucap dari Afriandi.


"Saya menghubungi om bukan karena apa-apa. Saya tahu Ghiffa terbiasa sendiri untuk menyelesaikan masalahnya. Tapi kali ini, dia butuh om."


"......"


Juni kembali semakin memucat. Membuat Raka dan Sukma kehilangan harapan. Begitu pula dengan Juniar dan perkataanya, dirinya tahu betul dan dapat memprediksi apa yang terjadi, sang Papa kurang begitu dekat dengan Ghiffa.


"Kecelakaannya bukan kecelakaan biasa om. Pendarahan dalam. Dia membutuhkan darah O dengan Rhesus negatif. Kalau kecelakaan biasa, saya tidak akan menghubungi om satu-satunya harapan terakhir saya dan teman-teman disini. Sa..ya mo...hon  o..m..." nada frustasi dan isak tangis Juni pecah.


"....."


Mendengar jawaban dari sebrang sana, hati Juni menghangat, senyumnya sedikit terlukis. Baru sempat beberapa senyumnya terukir, bibirnya menarik senyum itu kembali,


"Sy..syarat om?"


"....."


Senyum Juni luntur, membuat secerca harapan yang terukir dari muka Juniar, Raka maupun Sukma yang menjadi saksi disana pudar. 



"B-baikk om kalau begitu kalau itu inginnya om. Harapan saya cuma satu, Ghiffa bisa sadar kembali."






Comments

  1. SYARAT APA LAGI SIH ANJIR😭 JANGAN BIKIN SUUDZON DONG 😭😭

    ReplyDelete
  2. Jangan bilang syaratnya ghifa harus jauhin juni😭😭

    ReplyDelete
  3. syarat apaaannn woii😭😭😭😭😭

    ReplyDelete
  4. Syarat apalagi yatuhan awas aja sampe juni disuruh ngejauh

    ReplyDelete
  5. syaratnya apa plissss???😭😭😭😭

    ReplyDelete
  6. Syaratny bersatu dengan juniar wkwk

    ReplyDelete
  7. Syaratnya bikin ovt nih apaan 😭😭

    ReplyDelete
  8. jangan jangan syaratnya juni harus sama juniar dan jauhin giffa huaaaa nangis sekebon😭😭

    ReplyDelete
  9. SYARAT APAAN LG ANJINGGGGG HEH PA TUA, ITU ANAK SIAH LG SEKARATT ALLAHU AKBAR, TAKBIR.

    ReplyDelete
  10. YA ALLAH TEHH JANGAN JAHAT GINI DONGGG 😭😭😭😭

    ReplyDelete
  11. Ya Allah anak sendiri om ,,,pke syarat segala 😭😭

    ReplyDelete
  12. YAALLAHH JANGAN SAMPE NI SAD ENDING YAA

    ReplyDelete
  13. apa si udah tua masi main syarat" 😭😭😭

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

36 — UNTITLED: bahureksa

59 — UNTITLED: bahureksa.

41 — UNTITLED: bahureksa