390 - UNTITLED

 

"LEM TEMBAK DIMANAAA?!!" 

"Mun oray macok siah Tuy, eta di sebelah maneh!" (kalau ular udah pasti bakal matuk kamu Tuy, itu di sebelah kata Sukma.)

Tokman kini berubah bak menjadi kelas kesenian. Kertas, karton, styrofoam, gunting, lem tembak, cat, pylox semuanya berserakan bak kapal pecah semenjak satpam sekolah mengusir panitia inti untuk persiapan dekorasi. 

Mau tidak mau, Tokman menjadi tempat berlabuh. Lumayan, menambah tenaga kerja juga. Ada Adit dan Tipal yang walaupun belum masuk kepanitiaan karena masih kelas sepuluh. Ah iya, jangan lupakan satu orang, Egas. Tipal membawa sang bungsu ke tempat tongkrongannya ini, untuk bantuin, lumayan soalnya katanya dalam hati. 

Sebetulnya, pihak promotor sudah sekaligus memberikan fasilitas dekor dari tim yang bekerja, namun rasanya kurang lengkap kalau gak pake tangan sendiri, begitu kata inti dari Bahureksa, terutamanya Raka yang sungguh perfectionist. 

Untuk panitia inti perempuan, seperti Nadira dan Juni, malam ini tak terlihat batang hidungnya khawatir angin malam dan tanggung jawab juga kalau anak perempuan keluar malam. Sehingga kini Tokman hanya penuh dengan Bahureksa saja dan juga Egas yang mendekatkan dirinya pada Ghiffari. 

"Nyalain musik dong anjir sepi gini." ucap Sukma. 

"LAGU DARI AING YAAA!" sambar Atuy antusias sebari merogoh ponsel di saku seragamnya yang belum ia ganti.

Sukma sudah memijat pelipisnya, "Atuh anjir gak mau dari maneh ah Tuy. Pusing aing."

"DEMI ALLAH SUKMA, AING UDAH GAK SABAR BESOK ST12 SAMA KANGEN BAND." jawab Atuy dengan semakin antusias. "Makanya sekarang kita pemanasan hapalin dulu lah sokin..!" sambung Atuy kembali. 

"NAHH BENER TUH A SETUJUUU!" suara bariton jelas menyambar jawaban Atuy. Itu Tipal. 

"Nah emang si Tipal balad aing banget!" si Tipal emang temen aku banget, kata Atuy.

"HAYU LAH SOK CUSS PUTERIN." ucap Tipal kembali sebari matanya yang tak lepas dari kertas koran yang ia gunting. Lantunan intro dari lagu ST12 sudah mengalun, Tipal hapal betul dengan intro yang Atuy putarkan ini. 

"TEW! TETENENENEW! TET TENENETEW!" bibir Atuy enggan diam, tangannya mengisyaratkan memetik gitar tak berwujud. 

"ANJAY LAGU AINGG!" ucap Tipal. 

 Bahureksa lainnya sudah sudah geleng-geleng kepala dengan kelakuan dua orang ini. 

"Hayu atuh Ma. Gak rame ah maneh mah." ajak Tipal pada Sukma. 

Sukma memutarkan bola matanya. Namun sulit untuk menghindari ajakan yang sungguh memang Sukma banget gitu. dan Akhirnya, membuat Sukma hanyut ikut pada Cari pacar lagi milik ST12 ini. 

kupeluk memeluk dirimu!

tak hangat seperti dulu.

ku jadi selingkuh, karna kau selingkuh.

"BIAR SAMA SAMA APA?!!!!" seru Tipal dengan mengasongkan kepalan tangannya yang berperan sebagai mic bayangan layaknya vokalis.

Dengan itu pula dua sejoli, Atuy dan Sukma membalas Tipal, "BIAR SAMA SAMA KITA SELINGKUHHH!!!~"

"OH-OH I AM SORRY, KU TAK AKAN LOVE YOU LAGI!!!!" ketiganya serempak bersama.

Disudut sana, Ghiffari hanya bisa menggelengkan kepalanya, dengan senyum asimetrisnya terlukis, melihat tingkah kelakuan tiga anak buahnya yang ada ada saja. Tangannya tak diam, ia membantu Egas yang sedang fokus juga mengepang tambang dihadapannya, "Memang gini ya A? Seru juga, rame disini." ucap Egas.

"Iya, emang kayak gini. Biasanya cuma Sukma Atuy aja. Salah satu batre nya abis dari mereka ya udah deh gak rame lagi. Nah sekarang tambah Tipal. Batrenya mereka bertiga jadi gak habis-habis. Gitu deh kesurupan reog." 

Egas membalasnya dengan senyuman, dan kembali irisnya melihat tiga reog Ponorogo yang  sedang unjuk diri itu. 

Jangan kau slalu merasa

Wanita bukan dirimu saja

lebih baik kuputuskan saja

"CARI PACAR LAGI!!!!" ucap ketiganya. "UOOOOO CARI PACAR LAGI!!!" 

"TENENETET TEW!" tutup Atuy mengakhiri pertunjukan ketiganya. 

"Hufftt anjing aing tuh gak mau mandi malem lagi. Ah anjir ini mah jadi kudu mandi lagi." ucap Sukma. 

"Biarin atuh da mandi mah air ini. Duh anjir sekali lagi gak Kangen Band? Papi Andika." ucap Atuy. 

Tipal masih terengah-engah, "Udah dulu ah anjir. Simpen tenaganya buat besok anjir Tuy. Kangen Band nya isuk we!" Kangen Bandnya besok aja, kata Tipal. 

Selang beberapa detik, suara motor vespa matic dan sorot lampunya menyorot bagian dari Tokman yang sedikit remang. Itu Raka. 

"Wesss anjir, ini si juragan sponsor plus editor datang!" sambut Atuy. "Ka siah ka, kata Nadira tadi tiketing udah kejual langsung 600 lebih cuma setengah jam doang gara-gara teasernya." sambung Atuy kembali. 

Raka turun dari motornya. "Wah iya?" 

Atuy menangguk mengiyakan, "Tumben baru disini jam segini." ucap Atuy. 

"Anter dulu ke Dago Atas, lumayan kan makan waktu." jawab Raka dengan datar. Mendengar ucapan Raka, membuat air muka Ghiffari berubah. Membuat juniar melukiskan senyum asimetrisnya. Namun dirinya juga seakan panas, Juni bersama Raka.  

"Gue duluan ya, takut dicari mama, nanti subuh kesini lagi. Setor muka dulu." ucap Juniar. 

"Kemana atuh nar, meni buru-buru. Banci juga belum pulang jam segini mah." jawab Sukma. 

"Setor muka doang. Entar mama udah tidur, gue kesini lagi." ucap Juniar, "Gi! Gue duluan." sambung Juniar kembali tangannya mengudara, kode pamit pada Ghiffari. 

"IHHH ATUH AING JUGA IKUT DULUAN AH! Kebeneran!" ucap Atuy. 

Raka menenggak Aquanya. "Baru juga gue sampe Tuy. Mau kemana meni buru-buru." ucap Raka.

"Udah izin ih ke si Gifa dari siang tadi! Wleeee.." jawab Atuy dengan lidahnya keluar tanda meledek, "Yakan ya Gi ya!" netra Atuy mengarah pada Ghiffari. Ketuanya itu membalas dengan anggukannya. 

"Tuhhh huuuuu wleee, dadah aing duluan!" seru Atuy dengan sumringah. 

Sukma bangkit dari duduknya, "KEMANA SIA IH ATUY GAK SETIA KAWAN. INI BELUM BERES GUNTINGIN KORANNYA!" 

Seakan tak mendengar, Atuy mantap dengan langkahnya pada sepeda motornya itu, sedikit dengan loncatan kecil tanda bahagia, "IBU AING PULANG DARI ARAB MALEM INI! AING MAU PULANG DULUAN! SENENG BANGET ANJINGGGG! YUHUUU!" 

"BUBUUUNNN, ATUY PULANG, BYEE RAKYAT JELATA!!!!" Atuy berlari kecil kearah motor miliknya dan langsung mengenakan helmnya. Tiga buah klakson nyaring terdengar tanda Atuy meninggalkan Tokman untuk pulang.

Bahureksa tak habisnya menggelengkan kepala melihat kelakuan dari sosok Atuys si segala mau yang berada di level yang ada-ada aja. 

Kini Tokman menyisakan dua reog bahureksa yang sudah kehabisan baterai akibat perform ST12 gadungan tadi. 

Adit mengambill gitar yang tergeletak, dan mulai memainkan melodi gitar, mengisi keheningan karena suara tiga reog bahureksa yang hilang. Yang lainnya fokus kembali pada pekerjaannya masing-masing. Tak lupa ditemani dengan sebatang rokok. 

Petikan gitar mengalun, sesekali senandung Sukma yang tak pernah bisa mulutnya untuk diam mengisi malam bahureksa dengan kegiatan proker yang sebentar lagi selesai. Kurang lebih sudah hampir tiga buah lagu, artinya sekitar lima belas menit. Beberapa saat kemudian juga, ponsel Ghiffari bergetar, notifikasi pesan dari Atuy.

Tangannya membekap senar yang tengah Adit petik, mata Ghiffari tak henti lepas dari ponselnya itu. "Kenapa a?" tanya Adit. 

Ghiffari bagai makhluk tanpa aliran darah, ia diam dan melihatkan ponselnya pada Adit,

Ghiffari membeku. Kini ia tahu, bahwasannya pulang dapat memiliki arti yang luas. Pulang, kepulangan, bahkan berpulang.