386 - UNTITLED

Keduanya kini berada di Mc Donalds jalan Setiabudi. Urusan Raka sebagai ketua sponsorship Andromeda dengan pihak yang memberikan sponsor sudah selesai, kini tinggal urusannya dengan perutnya sendiri yang sudah sedari tadi meraung-raung.

Ah satu lagi, urusannya dengan tugas tambahan untuk mengedit teaser juga sama belum selesai. Namun rasanya mengisi perut lebih utama. "Mau apa?" tanya Raka menoleh kebelakang tepat dimana Juni berada.

Juni mencondongkan tubuhnya kedepan layar self service yang tengah Raka operasikan. Sehingga membuat tubuh keduanya semakin terkikis jarak yang tak jauh. Untuk kesekian kalinya Raka hanya bisa berharap pada Tuhan semoga detaknya tidak tembus terdengar pada lawannya ini. 

"Udah kalau gak bisa baca diem aja." Raka tahu dengan jelas Juni yang tak bisa melihat dengan jelas jika tidak mengenakan kacamata, kalimatnya membawa Juni kembali pada posisinya. Bukan, bukan hanya itu, Raka takut detaknya terdengar.

Perdebatan kecil keduanya berakhir pada Raka yang menekan dua paket PaNas, satu paha atas dan paket satunya dengan bagian sayap, tak lupa mengganti nasinya dengan kentang goreng, dan dua buah Mc Flurry oreo. 

"Kok masih hapal gak pake nasi?" tanya Juni.

"How can i forget you."

Dengan itu Juni memukul lengan atas Raka dan meninggalkannya untuk mengambil tempat duduk, "Kebiasaan gombal." 

Raka hanya terkekeh. Dan menuju meja kasir untuk pembayaran. 

Beberapa saat, kemudian Raka menjatuhkan tubuhnya pada kursi yang Juni pilih. Terkulai lemas seperti belum makan tiga hari. 

"Mau mulai ngeditnya kapan?" ucap Juni.

"Nanti atuh makan dulu, gak punya tenaga." jawab Raka lemas, "Ada yang cari gak dirumah?"

"Maksudnya?" tanya Juni kembali.

"Kalau gak ada orang rumah yang cariin, berarti aku mau makannya mode siput. Ngeditnya juga mode nini-nini." jawab Raka, tubuhnya masih ia sandarkan di kursi.

"Kenapa kayak gitu?" 

Raka bangkit dari posisinya setelah pramusaji memberikan pesanan keduanya, "Makasih mas." ucap Raka, " Iya lama-lamain aja. Udah lama gak sama kamu kan hahaha.."  

Juni sudah pusing bukan main dengan sosok depannya ini, buat kesal dan salah tingkah sekaligus. Untung mentalnya kuat.

"Lagian gampang kok ini cuma tiga puluh detik gitu palingan videonya." ucap Raka, mulutnya penuh dengan nasi dan ayamnya. 

"Tambah pamflet juga tau, makanya ada aku disini." sambung Juni.

Dalam beberapa menit saja, makanan milik Raka sudah habis tak bersisa, dirinya bagai penyedot debu milik teletubbies yang menyedot seluruh makanan yang ada di depannya, termasuk Mc Flurry milik Juni, "Beli lagi ya, aku kurang hahaha.."

Jika mungkin banyak laki-laki yang akan memberikan apa saja miliknya terutama makanan, bahkan mungkin rela menahan lapar, tidak halnya dengan Raka. Bila berhubungan dengan makanan, dirinya tak bisa mentolelir itu. Dan itu yang Juni suka dari sosok di depannya ini. Apa adanya dan rasional.

"Iya, nanti beli sendiri." ucap Juni. "Ini kamu jorok ih cuci tangan dulu, atau lap pake tissue gitu." sambung Juni sebari dirinya mengeluarkan selembar tissue basah dan mengelapi tangan kotor Raka. 

"Sengaja biar di lapin si mba." jawab Raka dengan tawanya. 

"Ishhh.." Juni melemparkan tissue basah yang telah ia gunakan untuk mengelap tangan kotor itu tepat pada muka Raka. 

"Ya Allah muka ganteng ku." 

Juni hanya menghela napasnya kasar, sudah lama ia tak mendengar orang yang selalu memuji mukanya ini. Rindu namun sedikit muak menjadi satu. 

Seleang beberapa menit, Raka mengeluarkan laptopnya dan mulai langsung serius pada pekerjaaannya. Juni berani bersumpah. Raka dengan mode serius seperti ini serupa halnya dengan menontoni ftv secara langsung. Keningnya yang terlihat, matanya yang fokus akan pekerjaannya, dan kebiasaannya menggigiti bibirnya sendiri membuat seribu kali Raka berbeda dari sisi kesehariannya. 

"Nih kan udah. Tinggal kamu post berarti." ucap Raka. 

"Hahhhh kok cepet."

"Aku bilang kan apa. Yang ginian mah cepet." ucap Raka. Juni mengerutkan keningnya masih tak percaya. 

"HAHAHAHA ngga. Kemarin malem aku kerjain sekalian. Jadi tadi tinggal render doang." jawab Raka dengan bangganya. 

"Kamu gak tidur gitu? Ngerjain ginian kan gak sebentar." timpal Juni kembali.

Raka meneguk fruit tea blackcurrant di gelas berlogo Mcd tersebut, "Gimana aku bisa tidur kalau tau besoknya ketemu kamu."