UNTITLED - 321
Setelah mendapat stiker untuk kompleknya dari Raka, buru-buru Tipal menunggangi yamaha XSR nya dengan kecepatan penuh. Jujur, Tipal menjadi tidak tenang tatkala yang ditemui dipinggirnya bukan Egas. Ia memutuskan untuk pulang, membelah heningnya jalanan Bandung.
Sedikit khawatir dengan ganasnya geng motor di Bandung yang dapat sewaktu-waktu muncul kapan saja.
"Ah bodo amat." batin Tipal.
Dirinya semakin memacu kuda besinya dengan kecepatan tinggi. Yang terngiang dibenaknya hanya ucapan Raka;
"Lo gak perlu ucapan sayang dari adik lo buat mikir lo layak jadi kakak yang baik atau enggak buat dia. Cukup lo ada disamping dia tiap kali dia butuh lo. Kata sayang itu cuma bonus."
Tipal mengetahui bahwa sang adik tak pernah bisa tidur jika tidak memainkan daun telinga miliknya. Terkadang adik kecilnya itu selalu saja bertingkah gemas tak mau mengakui dengan gengsinya yang besar.
"Gue pulang Gas. Tunggu ya." batin Tipal
Benar dugaan Tipal, dilihatnya pagar hitam rumahnya yang tak terkunci, pertanda Egas membaca pesan singkatnya. Jika tidak, pasti pagar dihadapannya ini masih terkunci sempurna.
Tipal memasuki rumah dan menuju kamar keduanya. Knop pintu kamarnya tidak terkunci, sesuai dugaannya dan tidak sejalan dengan yang Juni ucapkan padanya. Dirinya tersenyum miring, dugaannya semakin kuat, bahwa sang adik kecil belum terlelap.
Dirinya masuk dengan setengah terjinjit. Melihat tubuh sang adik kecil yang meringkuk berpura-pura tidur, tak lupa dengan pemandangan gemas sosok didepannya tidur dengan sebuah samyang carbonara pink yang diletakan tepat dibantal milik Tipal.
Tipal membuka jaketnya, membuang tepat dimuka sang adik, "Gak usah pura-pura. Gue tau lo belum tidur. Bikinin mienya. Gue tunggu di Rooftop."
Tipal hanya membalikkan tubuhnya, menuju ke Rooftop rumahnya. Sesampainya disanya, ia menyulut api untuk Esse Changenya, dan mengepulkan asap kelabu pada sepinya malam.
Sementara Egas, jantungnya seakan dipacu dua kali lipat. Bagaimana bisa dirinya ketahuan oleh sang kakak. Selain itu, nada bicara Tipal yang tidak seperti biasanya. Seakan mendominasi dan serius. Dirinya bangkit membawa samyang carbonara disampingnya itu.
"Tipal. Gas nya habis. Jadi gue bikinin mie gelas, maaf." suara tiba-tiba dari arah belakang otomatis membuyarkan lamunan Tipal pada langit malam. Dilihat olehnya sang adik membawa dua buah gelas dengan wajah yang tertunduk.
"Duduk."
Selanjutnya Egas mengambil posisi duduk dihadapan sang kakak. Menyimpan mie gelas yang sudah ia sajikan di atas meja kecil dihadapannya. Tipal mengasongi sekotak Rokok Esse Change berwarna biru miliknya. Egas menolaknya, sedang mengunyah permen karet rupanya.
"Kenapa belom tidur?"
"UDAH TIDUR TAU GUE TUH TIPAL. LO LEMPAR JAKET YA GIMANA GAK BANGUN?"
"Terus kenapa jaketnya gak dipake? Ini dingin Gas." tanya Tipal dengan mengintimidasi. Sepersekian detik kemudian dirinya membuka jaket yang ia kenakan sebelum naik ke Rooftop, memberikannya pada sang adik kecil. "Pake!"
"Lo juga dingin setan!" ucap Egas. Layaknya suaka marga satwa, panggilan dari Egas pada Tipal sudah menjadi kebiasaaan yang mustahil dihilangkan, Setan, babi, anjing, monyet dan banyak lagi sampai pusing menghitungnya.
"Gue pake tangan panjang. Pake atau lo gue tinggal masuk nih!"
"IHH ANJIR IYAAA! JANGAN MARAH-MARAH KENAPA SIH MENTANG-MENTANG MAU DAFTAR KOMDIS OSPEK TAHUN DEPAN." cibir Egas dengan bibirnya yang tak lupa manyun tiga sentimeter.
Jujur, sebenarnya Tipal sudah menahan tawa dari tadi melihat sang adik yang kebingungan dengan dirinya yang berubah 180 derajat.
"Tipal, gue boleh ngomong gak?"
"Ngomong apa?" Tipal menjawab dengan mulutnya yang penuh dengan mie gelas yang ia makan dengan sekali lahap.
"Lo seneng gak masuk bahureksa?"
"HUAAAHHH.." mulutnya penuh, ada jeda untuk menelan. Dirinya meneguk segelas air, "Seneng, Gue ketemu banyak temen tadi Gas."
Raut muka Egas mendadak berubah, seakan darah dalam mukanya berdesir turun. "Tipal gue minta maaf."
"Maaf buat apa?" tanya Tipal serius.
"Gue bantuin lo masuk bahureksa waktu itu cuma formalitas doang. Gue udah tau, kita gak bisa masuk. Gue udah tau kodenya karena gue lebih pinter ngenal keadaan daripada lo. Gue tetep ngotot bantuin lo biar lo gak sedih. Gue juga tenang-tenang aja karna gue yakin lo gak bakal keterima sampai kapanpun. Ternyata gue salah."
"Lo kenapa gak mau gue keterima?"
"Iya gue egois, Pal. Tanpa mikirin kesenengan lo. Gue tau pasti lo bosen main sama gue. Gue cuma takut Tipal. Gue takut. Gue takut lo tinggalin gue. Nanti gue gak punya siapa-siapa lagi."
"Lo maunya gimana Gas? Gue ikut apa kata lo aja." Tanya Tipal dengan nadanya yang menurun, mencoba menenangkan si kecil yang sudah sedari tadi mengeluarkan segala emosinya.
"Gue gak mau larang lo karna keegoisan gue ini. Tapi gue gak mau lo pergi ninggalin gu-"
"Heiii.. Denger Gas.. Gue gak akan ninggalin lo. Orang masuk bahureksa gakbuat pisah rum-"
"NINGGALIN GUE KAYA BRIAN TIFALDI! KENAPA LO GAK PERNAH NGERTI SIH?"
Tifaldi.
Tipal begitu takut jika nama lengkapnya sudah disebut, apalagi oleh sosok didepannya ini. Sang adik, Regastara Auriga Pramudya.
"Gas, dengerin. Gue bakal jaga diri gue. Gue cuma rela mati buat keluarga gue. Mama, papa, Juni atau bahkan Lo. Catet janji gue ini sama lo. Sekali lagi denger, percaya sama gue ya? Gue gak bakal apa-apa. Nyawa gue gak akan gue kasih gitu aja kalau bukan buat keluarga gue. Terutamanya lo."
"Tipal, ngomongnya jangan gitu."
"Serius gue, Gas. Coba lo liat ke langit sekarang."
Pandangan Egas dan Tipal kini menghadap langit yang sama. Menampilkan cahaya rembulan yang begitu bersinar dengan disebelahnya sebuah bintang yang sama, ikut bersinar juga.
Tipal menunjuk pada bulan lalu pada bintang tersebut, "Itu gue, sebelahnya Lo." ucap Tipal, "Sesuai nama kita. Agharna, Auriga. Bulan-Bintang. Kemana-mana gue selalu ada disebelah lo. Bareng sama lo. Malah takdirnya, gue Agharna yang selalu ada di tiap malem, tapi Auriga nya belum tentu ada. Hilang. Dan itu yang buat gue takut."
Tipal menatap sang adik dengan lekat. "Gue sayang sama lo Gas. Gue gak mau lo ilang kaya takdir semesta, Bulan yang selalu ada tiap malem, tapi bintang yang ingkar pergi ninggalin dia. Hal yang sama buat gue nyesel sama kaya gue kehilangan Brian. Makanya itu gue masuk Bahureksa. Buat bisa jagain lo lebih dari sekarang. Segimanapun dan dengan cara apapun, gue bakal lindungi lo terus."
PENGEN PUNYA ABANG KAYA TIPALLππππ
ReplyDeletetipal jdi abng aju aja yukkπ
ReplyDeleteπππππππ
ReplyDeleteTIPAAAALLL bener kan kaya macaron, luarnya garing krenyes colorful, tp lembut di dalemnya hueee
ReplyDeleteUwu banget sih kalian πππ
ReplyDeleteAaaaaa jadi kangen abang gueeeππ
ReplyDeleteTipallllllll πππππ
ReplyDeleteTipal.... Mau jadi kakak aku gaπ₯Ί
ReplyDeleteGak mau πππ
DeleteArghh nangis bacanyaaa, tipaaal egaaaasπ
ReplyDeleteThey both comfort each other, suka bangett deh hubungan kakak-adik gini. Kadang kita ga bisa terbuka sama orang tua and there's place for you who have siblings to share each other story is trully exquisite
ReplyDeletesedang ber "andai" abang gue kyk tipallππ€π»
ReplyDeleteNaaaangisssssssss
ReplyDeleteAaa demi apapuuun akumohon tipal egas sama sama trus ya jngn pernah brantemπππ
ReplyDeleteTipal Abang idman bngttππ
ReplyDeletejujur nangis masa bacanya, manis bgt :(
ReplyDeleteTipal butuh adik lagi GK ya mau daftar
ReplyDeleteTIPAALLLLLLLLL ππ
ReplyDeletetipalππππ
ReplyDeleteKenapa abangku berbeda
ReplyDeleteTIPALLLL PLIS NANGIS BGTπππππ
ReplyDeletegue iri bgt, ingin punya abang kyk tipal serius. gue pnya abang satu tapi perilakunya kyk setan,. kdg gue sampe nangis kl mikirin dia:(
ReplyDelete:)))))))))))))))))))))
ReplyDeletesiapa yang naro bawang disinii ππππππ
ReplyDeletepengen punya abangπ
ReplyDeleteTipaall tanggung jawab gue nangis
ReplyDeleteYaaahh mewek ;((((
ReplyDeletemasih pagiii udah mewekkkk woii ah π
ReplyDeletenangis beneran inimah
ReplyDeleteSUMPAH IH INI MAH NANGIS ANJIR PENGEN PUNYA ABANG
ReplyDeleteTipal sini peluk π
ReplyDeleteAbang gw ga gini:(
ReplyDeleteGw anak pertama!π₯Ίππ
ReplyDeleteMAU PUNYA ABANG KATA TIPALππππ
ReplyDeleteKenyataan nya klo Abang sama adek gak akan kek giniπ€£
ReplyDeletePengen punya abangg
ReplyDeleteTapi kayak tipal
Deleteabang gue bisa di tuker tambah aja gasi sama si tipal..π
ReplyDeleteTIPAALLL UEUEUE
ReplyDeleteTapi gue tetep takut pall lu masuk Bahureksa π udah deh mending diem dirumah aja sama egas
ReplyDeleteTernyata Tipal bisa serius juga, gemesh bgt sama mereka
ReplyDeletepengen kakak kaya tifalππππ
ReplyDelete