UNTITLED - 315



"Terus- terus gimana lagi Pal?" tanya Adit antusias. 

"Mingkem Dit!" Tangan Atuy mengusap muka Adit yang begitu bahagia seakan menemui teman baru saat mendengar segala upaya konyol Tipal masuk Bahureksa. "Si Adit ngerasa punya temen anak bawang meren yaa." ucap Atuy
 

"Serius a. Ini seru pisan lebih dari Uttaran di MNC. Soalnya Adit masuk sini kan jalur orang dalem jadi gatau perjuangannya HAHAHA." 

Seakan Bahureksa punya radio baru, sedari tadi Tokman penuh dengan Tipal yang terus bercerita mengenai kesulitannya untuk duduk bersama diposisinya sekarang ini. 

"Iya Dit, A, tau gakk! Gue tuh udah cari kemana-mana kodenya tiap Gifa nanya kode. Gue gak ngerti anjir serius. Beribu purnama gue semedi buat dapet pencerahan, sampe gue mutusin buat dapetin hatinya si Gifa." 


Semua mata langsung tertuju pada Tipal. 


"Allahurabbi gue masih normal demi alek." kedua jari Tipal menyentuh telinganya sendiri, janji di daerah Bandung biasanya begitu. "Maksud gue, gue cari kesukaan si Gifa mulai dari katanya suka anime, yaudah gue belajar bahasa Jepang." 


Tipal meneguk es teh manis dingin miliknya. "Terus gue udah ancang-ancang. Gue ikut muaithai buat bela diri. Terus gue sering cuci piring di rumah buat opsi ngelamar jalur cuci piring. Terus juga gue nabung nih hasil ngonten gue di YouTube, gue bela-belain jajan di sekolah risoles a Atuy doang biar hemat, supaya bisa beli motor ini." Tipal mengambil setusuk sate yang tersaji didepannya, "Pokoknya waktu gue keterima Bahureksa, gue harus syukuran beli motor. HEUUU YA ALLAH AKHIRNYA AING SENENG PISANN!!"


Baik seluruh inti Bahureksa melihat ke arah Ghiffari, seluruh mata mereka seakan mematri kode "Serius Gi, masukin yang konyol kaya gini?" Kode pandangan dari Sukma, Juniar, maupun Raka terinterupsi oleh kalimat yang keluar dari mulut Tipal, yang sontak mengerti, maksud dari Ghifa memasukan sosok Tipal di Bahureksa, 


"Gue cerita mulu nih. Gue mau denger cerita lo semua juga dong. Bahureksa. Apapun, boleh. Ceritain sama gue dong." ucap Tipal sebari dirinya mengunyah sate mang Yahya yang pertama kali ia baru rasakan. 


Ghiffari membuka pembicaraannya. 


"Gue seneng lo ada disini. Sorry buat lo nunggu lama. Karna disini, Bahureksa isinya kumpulan anak yang rusak. Gak kaya lo, Pal. Makanya lo gak pernah dapet kodenya. Bukan hanya berantem, tapi disini kayak rumah kedua. Jadi kedepannya mungkin lo bakal nemuin kita disini ngeluh doang isinya."


"GI AMPUNN INI MAH GUE GAK MAKSUD NYAKITIN LO SEMUA YA TADI GUE CERITAIN KELUARGA GUE DARI AWAL NENEK KAKEK GUE PDKT-AN. ASLIII AMPUNNN.." Tangan Tipal menangkup seraya kode meminta maaf. 


"Santai, Pal." ucap Juniar. "Lo malah ngehibur deh serius hahaa... Gue tadi dari rumah baru di marahin mama, jadinya bisa ketawa disini."


"Diapapin, Nar?" potong Ghiffari panik. 


"Dimarahin aja, Gi. Keluar mulu katanya hahaha... Gue kan selalu gitu, apapun yang dilakuin salah terus hahaha.."


"Kalau lo Dit? Kenapa ada disini? tanya Tipal.


"Emmhh..." matanya melihat pada Raka. Dilihatnya oleh Adit, sang kakak hanya mengangguk tanda mengiyakan. "Gue anaknya papanya kak Raka, tapi dari mama yang lain, jadi keluarga gue suka ribut gara-gara gue." ucap Adit dengan memainkan kukunya. 

"Bokap gue suka main cewe juga, Pal sampe sekarang. Bukan gara-gara Adit kok itu. Emang dasarnya orang itu berengsek aja." tambah Raka.


"Kalau lo, Gi?" ucap Tipal pada Ghiffari. 


"Mama Juniar sama Ayah gue nikah bawa anak masing-masing. Mama selalu bandingin gue sama Juniar. Itu aja sih. Gak ribut juga antara nyokap sama bokap." jawab Ghiffari. Dirinya menyembunyikan perlakuan sang ayah terhadap dirinya. Agar Juniar tidak merasa bersalah maksudnya. 


Mata Tipal kemudian memindai ke arah Sukma. "AH anjirr ini mah gak usah ditanya, gue udah tau. HAHAHAA..." ucap Tipal.


"PILIH KASIH ANJIRRR.. LO KAYA MUSUH BANGET SAMA GUE YA PAL!" ucap Sukma. 


"BODO AH." jawab Tipal, dirinya meneguk kembali es teh manis miliknya, mengeluarkan Esse Change dari saku jaketnya, dan menyulut rokok tersebut sehingga kepulan asapnya mengudara. 


"Lo gimana A?" ucap Tipal pada Atuy yang masih menyusun tumpukan menara uang pecahan dua ribuan yang sebelumnya dia hancurkan. 


"Gue mah si Wai team." jawab Atuy. Tipal mengerutkan keningnya. "ANJIR KASIAN SI TIPAL GATAU WAI TEAM BARUDAK. LO GAPERNAH NONGKRONG YA PAL? HAHAHA.." ucap Atuy.


"Dirumah terus kan gue. Makanya ingin masuk Bahureksa juga. Apatuh ormas baru ya Wai team?" tanya Tipal dengan antusias. 


"Wai bahasa inggris, Pal. Y . Y-team. Yatim. HAHAHAHAA.." 


"IHHH ANJIRRR SIAHH TUYYY GAMAKSUDD MAAF YAAHHH :( " 

 

"Santaii..." ucap Atuy dengan senyumnya yang tak tertinggal. "Rumah gue gak rusak, tapi rumah gue sepi. Bokap meninggal enam tahun lalu. Terus emak gua sekarang jadi TKW di Arab. Jadi gue gak punya temen, yaudah join Bahureksa biar punya rumah kedua." 


Mendengar cerita seluruhnya, Tipal sedikit termenung, "Serius sorry ya kalau gue gak tau terus nyakitin lo pada, tegur gue aja deh seriuss kaga apa yang penting jangan di keluarin ya A, hehehehe..." ucap Tipal matanya mengarah pada Ghiffari.


"Kaga terima yang sakit hatian disini mah, Pal. Jadi santai aja." ucap Adit. "Daripada lo bersalah, ospek dari anak bawang nih, lo bisa main gitar gak?"


Mendengar pertanyaan dari Adit, Tipal mendadak gagu. Menggaruk belakang lehernya yang tak gatal. "Bisa tapi lupa-lupa ingat gitu."


"Kunci dasar pasti inget kan? lagu tongkrongan kunci dasar semua kok, Pal."


"Maksudnya lagu lupa-lupa ingat lagu nya kuburan, Dit. Bukan kunci nya yg gue lupa-lupa inget hehehe.."  


"UDAH AH CAPE KETAWA TERUSS HAHAHAA" ucap Juniar. 


"Tapi kalau itu mah bisa sih." mata Tipal menunjuk pada kahon berwarna cokelat dengan aksen kayu disamping Raka. 


"GASSS KALI HAYU." ucap Adit mengambil gitar dan memetik senarnya perlahan, "Yang barengin Adit mau siapa? A Gifa atau A Raka?" tanya Adit kembali.


"Gifa aja, tangan gue pegel abis nyetir buru-buru dari Kotbar sampe sini." jawab Raka dengan tubuhnya yang menandakan dirinya begitu lemas. 


"Request lagunya dari lo tapi, Ka." Ucap Ghiffari, "Kan lo bos nya hari ini, traktir ini semua hahaa" ucap Ghiffari. 


"Biasa borrr lagu kebangsaan, si Azmi aja, Pernah." ucap Raka. 


"RAKA LO BALIKAN SAMA KAKAK GUE APA GIMANA LAGUNYA LAGU GALAU BUCIN? WAHHH PARAH NIHH HAYU DUEL SIAH!" sela Tipal pada kalimat Raka. 


"Pal.. Disini mah lagu bucin sama pacar juga bisa berubah jadi bucin sama orang tua." ucap Adit. "Mungkin lo gak pernah rasain, tapi memang gini, Pal hehehe.. Mending sekarang mah posisi aja, kasian lo belum ngerasain menangis di tongkrongan ahhahaa... "


Azmi-Pernah. 

Lagu yang Raka request untuk malam ini. Azmi-Pernah telah menjadi salah satu lagu kebangsaan bagi Bahureksa. Bukan tentang perasaan kasih sayang yang terbagi dari sosok seorang pacar, melainkan dari kedua orang tua mereka.


Kau buat 'ku menangis tanpa air mata...

Sampai kuteriak pun sudah tak ada suara..




Comments

  1. Seneng banget tipal walaupun ceplas-ceplos tapi bisa jadi mood-makernya bahureksa

    ReplyDelete
  2. Tipal mood banget asli😭😭😭 capek ketawa juga😭😭

    ReplyDelete
  3. Tipaaal lucu bgtt kl udah soal tkt dikeluarin dari bahureksa😭🤣🤣

    ReplyDelete
  4. tipal gusti mood bngt😭😭

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

36 — UNTITLED: bahureksa

59 — UNTITLED: bahureksa.

41 — UNTITLED: bahureksa