UNTITLED - 312



Kediaman Argapraja yang tiap harinya biasa hening kini hanya diisi oleh dua orang, Raka dan sang ibunda. Sudah menjadi rutinitas bila dirinya ingin berbicara empat mata dengan sang ibunda, ia mesti sengaja membuat agenda dadakan untuk Bahureksa, baik itu traktir yang tiba-tiba maupun bagi-bagi doorprize yang tidak masuk akal, padahal tidak ada yang ulang tahun. 

Untung hari ini ada agenda pengumuman member baru pengisi kekosongan Kiming maupun Ajun. Setidaknya Adit bisa pergi lebih dahulu meninggalkan Raka. 

Apapun itu, yang penting Adit pergi dari kediamannya, dan menyisakan dirinya dan sang ibunda.
 

"Udah berapa kali mama bilang? Gak usah pikirin anak itu! Kamu harusnya ambil tawaran buat pergi ke pertemuan kolega kantor dia minggu depan! Bukan malah nego ingin pergi bareng sama anak itu! Anak itu malah bisa buat geser kamu dari pewaris tunggal perusahaan si brengsek itu!" pekik sang ibunda. 


Anak itu, Adit. Aditya Argapraja maksud dari pembicaraan keduanya.


Raka bangkit dari duduknya, menghampiri sang ibunda yang lebih dahulu berdiri dihadapannya. Sang ibunda masih lengkap dengan pakaian kantornya, blazer dan stelan hitam tengkap dengan tas lengan yang masih ia jinjing.


 "Ma! Udah Raka bilang, Raka gak peduli sama warisan perusahaan sialan itu! Kalau dibagi dua sama Adit pun masih bisa. Kenapa sih harus gitu sama Adit?!"


"Saya tanya! Masa depan kamu gimana?"


"Saya balik tanya juga. Apa mama tau kenapa saya kaya gini?" ujar Raka dengan rahangnya yang semakin mengeras menahan emosinya yang menggebu. Buku jarinya memutih menahan kepalnya akibat afeksi yang bergolak.


"Kamu semakin kesini perilakunya kaya papi kamu! Semakin ngelawan orang tu-" 


"Itu karna anda." belum selesai ucapan sang ibunda, Raka menjawab kecil, dengan nada yang menusuk.


Sang ibunda maju, menatap Raka penuh emosi. "Saya lindungi kamu Raka! Heyyy! Kamu anak saya! Saya gak mau kamu dibuang hanya karena anak itu!" pekik sang ibunda. Jarinya menunjuk Raka tepat didepan wajahnya.

Raka menurunkan jemari sang ibunda, membawa jari tersebut dan membalikkan tepat di dada milik wanita dihadapannya. 


"Itu karna anda. Saya lindungi Adit. Saya lindungi keluarga ini. Saya juga lindungi anda. Raka lindungi mama.. Kenapa mama gak pernah ngerti?" nadanya menurun namun bagai belati yang menusuk sang ibunda. Kedua tangannya memegang erat pundak sang ibunda.


"KALAU KAMU MEMANG SAYANG MAMA, KAMU GAK BAKAL MILIH BELA ANAK ITU! ANAK ITU BAWA SAKIT UNTUK MAMA RAKAAA!! KAMU CUMA SATU-SATUNYA YANG MAMA PUNYA. TIAP KALI KAMU MILIH DIA ITU BUAT MAMA SAKIT RAKAA... SAKITTTTT.." pekik sang ibunda. Dirinya ambruk kelantai dengan rambutnya yang sudah berantakan. Air matanya yang jatuh seketika.


Raka masih berdiri di posisinya semula. Tanpa membangunkan sedikitpun sang ibunda. 


"Mama pikir Raka gak sakit?" ucapnya singkat dengan nada yang datar. "Mama pikir Raka gak sakit ngelihat mama yang berubah jadi monster tiba-tiba? Cubit Adit di belakang Raka? Marahin Adit? Pukul Adit? Apa mama gak tahu sakitnya Raka begitu tahu mama marahin Adit yang gak punya dosa hanya karena mama bela Raka?"


"Dia udah ambil semuanya yang harus kamu dapet dari Papa kamu Raka! Perhatian, kasih sayang, semuanya! Kenapa kamu gak pernah ngerti? Adit harusnya anak yang gak pernah lahir dari sekretaris dia yang sialan itu! Dia malah bawa sakit ke keluarga kita! Ke-kenapa kamu gak pernah ngerti mama? Kenapa kamu sayang Adit bukannya sayang mama?" isak tangis sang ibunda semakin dalam.


"Adit itu gak pernah bisa milih dari siapa dia harus lahir mah. Jadi semua itu salah Adit? Adit yang harus nanggung segala sakit yang mama kasih?!" ucap Raka, "Raka sayang mama, kenapa mama gak pernah ngerti Raka?"


"BO-HONGGG.. KAMUU!" isak tangis sang ibunda semakin menjadi ditambah bahunya yang kian gemetar.


Dirinya malah meninggalkan sang ibunda menuju kamarnya, selang beberapa saat dirinya kembali dengan tangan kanannya membawa tumpukan surat dari sebuah buku harian, menjatuhkan semua surat yang telah usang tersebut, tepat dihadapan sang ibunda.


"Mama lihat! Segimana sakitnya dia. Anak umur 6 tahun yang harusnya lagi seneng buat main, dia malah nanggung semuanya itu sendirian."


Raka, sosok yang tak pernah bisa bicara serius dengan siapapun, malam ini 180 derajat berubah. Meluapkan segala emosi yang telah selama ini ia pendam. Memberikan segala rahasia yang ia tutup rapat-rapat. Setelah memberikan segala surat tersebut, Raka mengambil jaket jeansnya di sofa tepat sebelah sang ibunda yang masih ambruk. Mengambil kunci motor vespa matic kesayangannya. Meninggalkan sang ibunda. 


Setetes air matanya yang terakhir turun saat ia masih bayi, kini turun malam ini.


"Asal mama tahu, Raka rela kalau kasih sayang Papa harus kebagi dua sama Adit."


Sang ibunda hanya bisa melihat punggung Raka yang kian menjauh dari pandangannya, Ia memunguti surat usang yang Raka berikan padanya tadi. Membuka satu persatu lembar demi lembar tulisan tersebut.


Tulisan tangan Adit. 


Surat tersebut milik Adit.





Emilia, ibunda dari Raka sekaligus ibu sambung dari Aditya Argapraja, malam itu termenung. Baru hendak dirinya menaruh simpati akan apa yang selama ini Adit lakukan padanya dan pada keluarganya, dirinya melihat sebuah surat yang tersisa. Total menjadi empat buah surat. 


Dibuka olehnya surat terakhir yang sudah usang tersebut.


Dilihatnya kata demi kata, kalimat demi kalimat yang tertulis. Dirinya sungguh hapal dengan tulisan tersebut. Tulisan sang buah hati, Raka Argapraja.


 Raka melupakan satu. Surat miliknya yang terbawa.




"Asal mama tahu, Raka rela kalau kasih sayang Papa harus kebagi dua sama Adit."


Hari ini semesta tahu, Raka Argapraja, seperti penggalan lagu Runtuh milik Feby dan Fiersa Besari, hanya manusia terluka - terbiasa tuk pura-pura tertawa.

Comments

  1. gak bisa, aku gabisa diginiin 😭😭😭😭😭

    ReplyDelete
  2. HADUH KANN MULAIIII CRIIII LAGIIII

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  4. Kaaan jadi kejeeer 😭😭😭😭
    Aku ini sebenernya tim RAKA, kenapa putus sih, kan biar RAKA punya Juni yang bisa jadi Sandaran 😭😭😭
    Bahureksa butuh Obat 😭😭😭

    ReplyDelete
  5. sekalinya update mengandung bawang😭

    ReplyDelete
  6. KAAAAAAN KAK AKU DRI AWAL TIM RAKA NGELIAT INI MAKIN JDI PGN RAKA AMA JUNI BIAT BAHAGIA😭

    ReplyDelete
  7. Haduuu Ampe sesenggukan gue 😭😭😭

    ReplyDelete
  8. Ya Allah adit raka 😭😭😭😭😭 sing akur yaaaaaaa

    ReplyDelete
  9. Isi surat raka pasti dicampur bawang merah nih

    ReplyDelete
  10. Tolong gua jadi bingung Juni buat siapa tapi tetep gifa di

    ReplyDelete
  11. Siapa yang naro bawang disini , 😭😭

    ReplyDelete
  12. Jadi pusing mau naikin kapal yg mana 😭😭

    ReplyDelete
  13. 😭😭😭😭

    ReplyDelete
  14. Bawang bangettt, nangissss 😭😭

    ReplyDelete
  15. Raka adit kaliann hebat kalian kuattt yaampun pagi2 bawang bgtttt

    ReplyDelete
  16. gabisaaaa😭😭😭😭

    ReplyDelete
  17. nyesel gue baca pas dah skincsre ran😭😭😭

    ReplyDelete
  18. Gak pernah gagal sihh cerita dari kak via😭😭😭 sambil baca ditambah sambil dengerin House of cards makin sedihhh😭😭😭

    ReplyDelete
  19. Rakaaa.....
    Adit.....
    Mata gw banjir air

    ReplyDelete
  20. Pls belum selesai baca sampe abis tp gua nangiss udh kek kena sakit asma

    ReplyDelete
  21. Raaakkkkaaaaaa😭😭😭
    Adiiitttt😭😭😭😭😭😭

    ReplyDelete
  22. gue jadi bingung😭😭😭😭

    ReplyDelete
  23. Raka hanya manusia biasa dan Adit kasian banget sayangkuuuuu😭

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

36 — UNTITLED: bahureksa

59 — UNTITLED: bahureksa.

41 — UNTITLED: bahureksa