UNTITLED — 273
⚠⚠⚠ TW // violence, harsh words, mention of blood.
Grexda yang tak pernah tinggal diam maupun kebingungan Ghiffari akan teman yang sekaligus keluarganya sendiri, Bahureksa, kini berkecamuk terus di pikirannya.
Dirinya membelah jalanan dengan honda CRF 250 kesayangannya ini pun dengan air mata yang menetes dari pelupuknya. Mengapa jadi begini? Pikirnya.
Dirinya bersama Mingyu sosok yang saat ini hanya ia percaya sudah tiba di sekitar jalan Ambon, posisi langganan STM dan Bahureksa beradu napsu.
"Wahh ini nih jagoan yang habis bubukin aliansi kita?" ucap Wahid, pentolan STM yang selama ini keberadaan batang hidungnya dicari oleh sosok Ghiffari. "Bodoh juga rupanya."
Ghiffari melupakan satu, keberadaan Juni yang bisa menjadi umpan ancaman bagi dirinya maupun Bahureksa. Kebodohannya pula membiarkan Juni seorang diri pergi. Dan kembali kebodohannya pula memberikan info posisi Juni pada Bahureksa yang ia anggap tempat teraman, yang nyatanya nihil.
Posisi Ghiffari dan Wahid kini berhadapan, jaraknya kurang lebih cukup jauh, sekitar 10 meter.
"Lo terlalu seneng Ghiffari, sampai berani bubukin Grexda sebegitunya tanpa inget Grexda aliansinya STM? Seharusnya Bahureksa gak pilih ketua tolol kaya lo!" teriak Wahid dari kejauhan. "Lo gak sadar kita gak ada disana? Ahahahaha... Main sama lo pake pancingan cewe lo ini, seru juga." ucap Wahid.
Ghiffari melihat sosok Juni yang tangannya terikat di depan, bibir yang terlakban, raut muka yang ketakutan dan air mata yang turun dari pelupuknya.
"SEDIKIT AJA LO BERANI BUAT DIA TAKUT LAGI, GUE PATAHIN KAKI LO ANJINGG!" teriak Ghiffari.
"Lo juga buat adik gue takut, Ghiffari." ucap Wahid. "Hafiz adik gue."
Ghiffari diam mematung. Ia kira selama ini Grexda dan STM satu aliansi hanya karena turun temurun angkatan atas mereka, dan kini semakin erat hanya karena satu kesamaan musuh, yakni Bahureksa. Ternyata ia salah, Grexda dan STM semakin erat karena kedua pemimpinnya bersaudara.
"Gue kasih penawaran, Gi. Karena gue gentle, liat lo cuma berdua doang. Gue kasih penawaran. Partai atau panggil temen-temen lo sekarang?" ucap Wahid.
Ghiffari enggan melibatkan 'teman-teman' yang Wahid maksud. Tanpa pikir panjang, Ghiffari menjawab pertanyaan Wahid,
"Partai."
"Oke, one by one ya berarti. Lo lawan gue. Temen gue lawan temen lo."
"GAK USAH LAMA LAH ANJING! BANYAK TEORI LO!" teriak Ghiffari.
"Wesss bentar dulu dong. Kasian nih cewe lo kesakitan, lo gak mau mohon minta gue lepasin dia dulu?" goda Wahid.
Belum mulai duel dengan sosok di depannya ini, kesabaran Ghiffari nampaknya sudah habis. Kepalan tangannya semakin erat, rahangnya semakin mengeras.
"Gak mau?" sambung Wahid kembali.
"Lepasin." Jawabnya singkat.
"Gue bilang kan sambil mohon." ucap Wahid.
"Gue bilang lepasin dia Wahid!" teriak Ghiffari.
"Lebih sopan, berlutut. Apa gue tarik aja tali yang ini biar dia lebih sakit?"
Anjing. batinnya.
Bertepatan dengan itu, seluruh egonya ia tinggalkan. Runtuh luruh segala ego dan keras kepalanya, membawanya pada posisi berlutut, berharap sosok di sebrangnya membuka kan segala sesuatu yang menyiksa sang puan.
"Ngomong dong." ucap Wahid.
"Hid. Gue mohon, lepasin." ucap Ghiffari.
Mendengar kalimat yang terucap, melihat sosok yang bersimpuh memohon membuat Wahid puas, lalu melepaskan segala yang tertaut pada Juni. Setelahnya Wahid melanjutkan kembali pada urusan yang belum usai antara dirinya dan Ghiffari.
Wahid menanggalkan jaketnya, "Well, kita mulai sekarang."
Keduanya saling duel beradu peruntungan. Baik Ghiffari maupun Wahid lawan yang sebanding. Hanya Wahid yang mampu menandingi kemampuan Ghiffari. Wahid siswa yang tak naik kelas, selalu mencoba peruntungannya di jalur, melawan basis demi basis masing-masing sekolah, termasuk Bahureksa.
Satu tinjuan mengenai Ghiffari. Bukan hanya satu, melainkan bertubi-tubi dibagian kepala. Bahkan kesadarannya hampir terrenggut seperempatnya. Tak tinggal diam, ia berusaha sepenuhnya fokus pada partainya kali ini, melupakan segala emosinya akan informasi yang dibocorkan oleh Bahureksa.
Diwaktu yang sama namun sisi yang berbeda, Mingyu juga tengah melancarkan partainya melawan salah satu dari rekomendasi yang Wahid berikan. Namun tak henti matanya melihat Ghiffari yang sedari tadi kelimpungan melawan Wahid. Dirinya melihat ketuanya tersebut kehilangan fokusnya.
"Gi! Struggle never Over Gi!!!"
Bagaikan penyulut api, mendengar itu Ghiffari makin gencar melayangkan tinju demi tinju dan menangkis semua serangan dari Wahid. Namun kaki kiri yang merupakan kelemahan Ghiffari selalu terincar, beberapa kali ia selalu mendapat serangan tendangan dari Wahid yang mengarah pada kaki kirinya.
Begitu kaki kirinya mendapat serangan yang bertubi-tubi, Ghiffari tak dapat menahan nya. Dirinya memegangi kaki kirinya, dengan kehilangan fokus akan lawannya itu.
Dengan itu pula Wahid mengeluarkan folding knife dari saku celananya. Menangkat setinggi mungkin pisau tersebut saat Ghiffari tengah menunduk.
"Gi, awasss!!!!!!" ucap Juni dari kejauhan.
Sepersekian detik pisau tersebut tertancap sempurna.
Bukan pada Ghiffari, melainkan pada Mingyu yang sepersekian detik juga lebih cepat melindungi Ghiffari dari layangan mata pisau yang Wahid ayunkan. Mingyu selalu dengan janjinya, melindungi dan menjadi tameng bagi sosok ketuanya itu. Namun tidak dengan janji satunya lagi, Still alive until over.
Ghiffari kehilangan kalimatnya.
Dirinya berlutut pada Mingyu yang tengah tersungkur dengan luka sobek di perutnya yang begitu besar, mengeluarkan darah yang begitu banyak.
Suara motor datang dari belakang Ghiffari, Itu Wahid dan anak buahnya yang langsung pergi, "Gue kira partainya cukup Gi. Yang penting darah adik gue ditebus. See you partai selanjutnya ya!"
"ANJINGGGG! WAHIDDD TANGAN KOSONG LO BANGSATTT!"
Teriakan Ghiffari tak digubris. Dirinya tetap pergi.
"Jun, telfon ambulance." ucap Ghiffari gemetar.
Tangan Ghiffari bersimbah darah, menutupi jalannya darah yang sudah banyak keluar dari perut sahabatnya, "Ming!!! bertahan buat gue dong anjinggg! Gue gak punya siapa-siapa lagi disini. Cuma lo!"
"Lo udah janji kan sama gue, sama bahureksa buat tetep hidup?"
"Ming! jawab gue! Jangan diemin gue kaya gini.." lirih Ghiffari makin frustasi.
"Ming! lo bilang ama gue struggle never over, tapi lo lupa ucap still alive until overnya Ming!"
"Ming! gue mohonn! Jawab gue."
"Mingyuu! lo belum sempet jadian sama Nadira, lo ko malah gini sih Ming!!"
"Mingyyuuu! Lo pernah bilang ke gue gimana kalau kita double date. Ayo ming bangun!"
"Ming, kenapa harus lo? Harusnya gue aja! Ibu bapak lo mau rujuk kenapa lo harus gini Ming? Lo belum rasain bahagianya bareng lagi sama mereka."
"Ming! Jawab gue."
Kalimat terakhirnya dibalas dengan Mingyu yang juga memegang tangan Ghiffari di posisi perutnya. Belum sempat jawaban terucap, napas terakhir terasa terhembus. Ghiffari panik bukan main. Pundaknya bergetar naik turun, Air matanya tak mampu ia bendung.
"Ming! makasih udah lindungin gue selama ini."
mingyu😭😭😭😭
ReplyDeleteHah? Plis jangan smpe meninggal dong😭
ReplyDeletePliss jangan ada yang meninggal lagi kak. Aku sayang bahureksa plisss 😭😭😭
DeleteBAHUREKSA BERDUKAA?
ReplyDeleteAAAAAA TIDAAAAK 😭😭😭😭😭😭😭
😭😭 emoji yg mewakilkan
ReplyDeleteaing nangis ini bacanya 😭😭😭
ReplyDeleteIni boong mingyu masih hidup please langsung dirawat di RS please anjir gue ikut gemeter 😭😭😭
ReplyDeleteHAHHH?????
ReplyDeleteYA ALLAH PLEASE JANGAN MENINGGOY 😭😭
ReplyDeleteMingyu koma ya di rumah sakit 😭 jangan mati
ReplyDeleteJgn buat mati dongg gue nangisss kejerrr ini :(((
ReplyDeleteNANGIS NANGIS NANGIS 😭😭😭 MINGYU😭. PLIS KAK, JANGAN ILANGIN SATU ORANG DARI BAHUREKSA😭
ReplyDeleteKak pliss jangn ada yang mninggal,tpi klo musuhny sy fine fine aja tapi.....arghhh mingyuuuu😭😭😭😭
ReplyDeleteMing lo pasti kuat jgn mati please😭😭
ReplyDeleteEH JAN MATI DONG 😭😭😭
ReplyDeletekak, plss jangan ada yang meninggal lagi kak:( aku sayang bahureksa kak, walau ada penghianatnya kalo ketemu penghianatnya titip gebukan paling sakit ua kak
ReplyDeleteJangan di matiin kak..double date dulu 😭
ReplyDelete😭😭ANDWAE!!!
ReplyDeleteMingyu kuat ko Jan matii yahh😭😭
ReplyDeleteGimana dong ini😭😭😭
ReplyDeleteambulance kamu lama beut 😭
ReplyDeleteYA ALLAH ASTAGHFIRULLAHALADZIM MING JANGAN YA ALLAH, JANGAN SAMPE. BAHUREKSA YA ALLAH, JANGAN TINGGALIN MEREKA 😭😭😭😭. MAAF BANGET GUE NETHINK SAMA LU, MINGYU 😭😭😭
ReplyDeletejangan mati dong anjirrr aaaaaa
ReplyDeleteAndweee😭😭😭
ReplyDeleteAaaaaa jangan mingyu, jangan ada yang meninggal pliss😭😭
ReplyDeletesemua bermula dari Juni, dahlah. Juni lo beban bgt anjr
ReplyDeletePlease jangan mati dulu mingyu😭😭😭
ReplyDeleteAuthor please deh kasih kesempatan buat double date nya sama kasih mingyu bahagia dulu liat ortunya😭😭😭
MINGYUUU 😔😔😭😭
ReplyDeleteMau nangis aja lah😭
ReplyDeleteNangis banget😭
ReplyDeleteYA ALLAHHH, MAMAKKKKK BAHUREKSA BERDUKAA GAMAUUU IHH MING BANGUN LAGII IHH 😭😭😭
ReplyDeletekatanya gabakal ada yang meninggal!
ReplyDeleteDEMIIIII?😭
ReplyDeletejujur gua nangis 😭
ReplyDeleteHelp please author jangan mingyu😭
ReplyDeleteYa Allah gak rela sumpah😭😭😭
ReplyDeleteThor jngn gtu atuh:((
ReplyDeleteMEWEK INIMAH MEWEK😭😭
ReplyDeleteHEH MINGYU😭😭😭 PLS JGN
ReplyDeletepls jangan mingyu 😭😭
ReplyDeleteini ga mungkin meninggal kan pls
ReplyDeleteMINGYU JANGAN MENINGGAL DULU DONG AHK GA RELA PLISS
ReplyDeleteIiiihhh gaboleh meninggal ming😭😭😭
ReplyDeleteMINGYU AINGGGGG
ReplyDeleteSumpah. Kok perih ya ni mata
ReplyDeletejangan meninggoy dong plisss😭😭
ReplyDeleteMINGYUUU
ReplyDelete