UNTITLED — 271

 

⚠⚠⚠ TW // violence, harsh words, mention of blood.

Dihadapan kurang lebih 60 orang, berdiri tegak dengan gagah sosok pemegang tahta tertinggi tahun ini di Bahureksa, dia Ghiffari Grisha. 

Angin malam yang kini berhembus di Tokman rasanya berbeda dengan malam-malam sebelumnya. Hawanya sedikit lebih panas. Tak ada sedikitpun tawa, apalagi suara karmbol maupun petikan harmoni gitar dan suara nyanyian yang biasanya terdengar nyaring. Hanya satu jenis suara yang terdengar, 

"Grexda udah cari perkara sama kita. Ngatain Bahureksa isinya anak yang rusak! Anak broken home semua! Gue gak terima." ucap Ghiffari, "Inget satu! Struggle Never Over, Still Alive Until Over! Janji sama gue, sama Bahureksa, jangan ada yang luka."

Ghiffari merogoh slayer kain hitam dari saku dalam jaketnya. Mengikatkannya pada kening kepalanya sendiri, pertanda dirinya, ketua dari baku hantam malam ini siap untuk memulai pertempuran.

Setelahnya ia menunggangi kuda perangnya. Memimpin jalannya menuju Centrum, sebuah taman daerah jalan Belitung. Tempatnya sepi jarang dilalui banyak orang. Seluruh basis di Bandung (barisan siswa; pelajar yang sering mengikuti tawuran.) mengetahui jika Centrum adalah tempat langganan untuk saling memuaskan napsu masing-masing kubu.

"WOIII ANJING! LAMA LO SETAN! KENAPA?! NGURUSIN KELUARGA LO DULU YANG RIBUT DI RUMAH YA? HAHAHAHA" teriak Hafiz, si ketua Grexda tatkala motor-motor dari Bahureksa memasuki kawasan Centrum. 

Anjing. 

Gerutu Ghiffari dalam hati. Tanpa aba-aba dirinya langsung turun dari kuda perangnya. Rahangnya mengeras, Urat-urat dilehernya kian menegang. Kedua tangannya sudah siap mengepal. 

"Segini doang yang lo bawa?" ucap Hafiz dengan menganggap sepele.

"Gausah banyak bacot lo anjing!" Satu tinjuan melayang ke pipi pemimpin Grexda itu, pertanda pertarungan malam ini telah dimulai. Masing-masing orang yang berada di kawasan ini sibuk dengan urusannya dan lawannya sendiri-sendiri. 

Jika dibandingkan, satu anggota Bahureksa memegang dua lawan dari Grexda. Namun tidak menghalangi jalannya baku hantam malam ini. Selagi itu bukan STM, tak ada yang mustahil bagi Bahureksa. 

Berbeda dengan masing-masing anggota, Ghiffari maupun Hafiz berduel satu lawan satu. Tinjuan demi tinjuan Ghiffari layangkan tepat pada Hafiz. Tanpa ampun. Emosinya terlalu naik tak tertahan. 

Bahureksa cuma anak broken home.

Ucapan dari mulut lawannya ini selalu terniang di kepalanya. Membuat tombol emosi dalam dirinya semakin memuncak. Wajah, perut, maupun dada dari lawannya ini tak tertinggal absen dari tinjunya.

Tak tinggal diam, Hafiz pun dengan emosinya melayangkan tinju pada Ghiffari, namun selalu saja dapat ditepis. "Anak broken home yang lo bilang ini lebih kuat anjing! Segitu doang kemampuan lo yang punya orang tua lengkap?" ucap Ghiffari. 

Dirinya mengambil kerah jaket Hafiz. Meninjunya berkali-kali hingga darah segar dari sudut bibir Hafiz mengenai kepalan Ghiffari. "Gue tanya lagi. Segini doang kemampuan lo?" ucap Ghiffari kembali.

Grexda berhasil dilumpuhkan oleh Bahureksa dengan kurang lebih hanya lima belas menit. Kini hanya menyisakan dua manusia terkuatnya, Hafiz dan Ghiffari yang sekarang menjadi pusat tontonan semuanya.

"BANGUN ANJIING! BACOT LO GEDE, KEMAMPUAN LO SEGINI DOANG?!" tantang Ghiffari pada Hafiz yang telah tersungkur dengan  tangannya memegangi perut bekas serangan tinju Ghiffari. 

Melihat lawannya tak kunjung bangkit, Ghiffari memarkirkan kakinya mendarat di paha lawannya, "Continue or Lose?" tanya Ghiffari singkat, "Gue itung sampai tiga." 

"Satu.." 

"Dua.." 

Dengan tergopoh-gopoh Hafiz mencoba bangkit dari posisinya, 

"LAMA ANJIING!" Tangan Ghiffari menarik kerah jaket Hafiz dan memposisikannya berdiri berhadapan dengan dirinya. 

"Udah gue bilang! Jangan berani nyulut api sama Bahureksa!" teriak Ghiffari membabi buta di hadapaan Hafiz. 

Tak ditemu jawaban dari mulut Hafiz. Ghiffari mengangkat kepala lawannya itu dan menyunggingkan senyum smirknya, "Udah lemes sob?"  

PLAKKKK!

Satu tamparan yang amat keras mendarat di pipi kanan Hafiz, "Buat bacot lo yang ngatain anak Bahureksa anak broken home."

PLAKKKK!

Kali ini tamparannya mendarat di pipi kiri lawannya, "Buat bibir anjing lo yang udah nyentuh Juni."

Ghiffari menghela napasnya, dirinya mendekatkan bibirnya pada telinga Hafiz, "Rekrut anggota lebih banyak lagi, gih! Anggota lo yang banyak kalah sama anak-anak broken home." bisik Ghiffari. 

PLAAAKKK!

PLAAAKKK!!!!

 Tamparannya mendarat kembali sekaligus pada kedua pipi kanan maupun kiri Hafiz, 

"Ups.. yang itu gak tau apa. Ingin aja. Hahaha.."

Ghiffari menyeka darah segar yang keluar dari sudut bibir Hafiz dengan ibu jarinya, menempelkan darah tersebut tepat di dada Hafiz di atas ukiran nama 'Grexda' dari Jaket lawannya nya itu. 

"Biar lo gak lupa. Gue Ghiffari."