Posts

Showing posts from October, 2021

UNTITLED - 274

Image
"Kalau aja tadi gue panggil Bahureksa, kalau aja tadi gue gak maksa partai, kalau aja tadi gue gak egois, kalau aja tadi gue-" "Gi.. jangan salahin diri lo gini." Juni mengusap punggung Ghiffari dengan lembut. Keduanya telah duduk di ruang tunggu IGD. Derap langkah dari banyak orang semakin nyaring terdengar. Itu Bahureksa. “Dimana?” ucap Juniar. Tak ada jawaban dari Ghiffari, hanya dagunya mengarah pada pintu putih dari ruang IGD yang tertutup rapat. “Gimana ceritanya?” tanya Juniar kembali. “Partai. Wahid bawa BR , mau kena gue, Kiming nutupin gue.” jelas Ghiffari dengan singkat. Tak ada tanya lagi dari semua yang berdiri disana. Hanya ada keheningan di lorong tempat mereka menunggu kabar dari tuan yang tengah terbaring lemas di dalam. “Satu kali tusuk. Tapi dia pake folded knife . Dia gerakin waktu udah nusuk dalem perut Kiming. Jadi banyak yang robek." ucap Ghiffari dengan gemetar. “Anjing. Gue cabut. Nyusul itu si Wahid. Siapa mau ikut?” ucap ...

UNTITLED — 273

Image
 ⚠⚠⚠ TW // violence, harsh words, mention of blood. Grexda yang tak pernah tinggal diam maupun kebingungan Ghiffari akan teman yang sekaligus keluarganya sendiri, Bahureksa, kini berkecamuk terus di pikirannya.  Dirinya membelah jalanan dengan honda CRF 250 kesayangannya ini pun dengan air mata yang menetes dari pelupuknya. Mengapa jadi begini? Pikirnya.  Dirinya bersama Mingyu sosok yang saat ini hanya ia percaya sudah tiba di sekitar jalan Ambon, posisi langganan STM dan Bahureksa beradu napsu.  "Wahh ini nih jagoan yang habis bubukin aliansi kita?" ucap Wahid, pentolan STM yang selama ini keberadaan batang hidungnya dicari oleh sosok Ghiffari. "Bodoh juga rupanya." Ghiffari melupakan satu, keberadaan Juni yang bisa menjadi umpan ancaman bagi dirinya maupun Bahureksa. Kebodohannya pula membiarkan Juni seorang diri pergi. Dan kembali kebodohannya pula memberikan info posisi Juni pada Bahureksa yang ia anggap tempat teraman, yang nyatanya nihil.  Posisi Ghiffari...

UNTITLED — 271

Image
  ⚠⚠⚠ TW // violence, harsh words, mention of blood. Dihadapan kurang lebih 60 orang, berdiri tegak dengan gagah sosok pemegang tahta tertinggi tahun ini di Bahureksa, dia Ghiffari Grisha.  Angin malam yang kini berhembus di Tokman  rasanya berbeda dengan malam-malam sebelumnya. Hawanya sedikit lebih panas. Tak ada sedikitpun tawa, apalagi suara karmbol maupun petikan harmoni gitar dan suara nyanyian yang biasanya terdengar nyaring. Hanya satu jenis suara yang terdengar,  "Grexda udah cari perkara sama kita. Ngatain Bahureksa isinya anak yang rusak! Anak broken home semua! Gue gak terima." ucap Ghiffari, "Inget satu! Struggle Never Over, Still Alive Until Over! Janji sama gue, sama Bahureksa, jangan ada yang luka." Ghiffari merogoh slayer kain hitam dari saku dalam jaketnya. Mengikatkannya pada kening kepalanya sendiri, pertanda dirinya, ketua dari baku hantam malam ini siap untuk memulai pertempuran. Setelahnya ia menunggangi kuda perangnya. Memimpin jalannya menuj...

TERAKHIR

Image
Setelah seharian menghabiskan waktu bersama, tiba saatnya waktu menunjukkan pukul 17.00, lima jam menuju keberangkatan Raka menuju Melbourne, untuk merayakan ulang tahunnya dengan sang ibu. Atas hal itu, kini Raka dan Juni sudah berada di kawasan kediaman sang lelaki di daerah Kota Baru Parahyangan. Iya, rumah Raka bagai barat dan timur dengan kediaman Juni. Sesuai tuturnya, untuk memasuki kawasan kediamannya ini, perlu keamanan yang sedikit lebih canggih. Raka menempelkan kartu yang hanya dimiliki penghuni. Seketika membuat palang pintu otomatis Tatar Pitaloka tersebut terbuka. Juni hanya membulatkan matanya. “Gak perlu pake stiker nih!” pamer Raka. Selang melewati beberapa rumah dan dua kali persimpangan, tibalah keduanya di rumah lantai dua berkonsep minimalis dengan dominan warna putih, hitam dan abu-abu. Juni hendak turun, namun lututnya ditahan Raka, “Mau kemana?” “Turun, bukain gerbang.” “Gak usah. Disini aja.” Beberapa saat seseorang dari dalam terburu-buru berlari mendekati g...