Posts

Showing posts from December, 2021

395 - UNTITLED

Image
  ⚠ minor character death ⚠ Bahureksa kembali berada dikurung di ruangan yang paling mereka benci. Ruangan serba putih dengan bau obat medis yang menyeruak di hidung. Suara alat medis yang saling bersautan satu sama lain hingga memekikkan telinga. Bahureksa disini kembali. Mengulang kenangan pahit akan kehilangan. Pada Post Anesthesia Care Unit , tempat dimana sang prajurit beristirahat pasca operasi, telah berdiri Egas, tepat disamping brankar besi dengan sosok terbaring kaku diselimuti dengan kain putih. Dia sang jagoan yang telah gugur. Berkhianat akan janjinya untuk tetap bertahan hingga akhir. Air mata jatuh tak terbendung dari setiap Bahureksa. Tak ada yang lolos dari serangan keseihan yang sungguh menusuk ini.  Hari ini, Bahureksa kehilangan kembali jagoannya. Hari ini, Bahureksa kehilangan sosok penghangatnya. Hari ini, Bahureksa kehilangan sosok si segala mau, sosok yang selalu berjuang demi dirinya bertahan hidup, sosok yang selalu mementingkan orang lain dibandingka...

394 - UNTITLED

Image
  Tiba pada hari final dimana Andromeda dilaksanakan. Hari yang seharusnya menjadi hari yang paling ditunggu tunggu berubah menjadi hari yang paling sendu. Ghiffari berdiri disini, mencoba menegakkan kedua kakinya agar tetap berpijak. Melihat betapa megahnya acara yang berhasil ia dan teman-temannya buat, meski harus melewati segala pelik. Hingga tepat hari pelaksanaanpun, ia masih perlu merasakan pelik tersebut, mengingat sahabatnya sedang berbaring lemas tak berdaya di rumah sakit.  "Berikutnya sambutan dari ketua pelaksana Andromeda tahun ini, Ghiffari Grisha. Waktu dan tempat kami persilakan."  Bertepatan dengan panggilan dari Master of Ceremony Andromeda tersebut, Ghiffari menarik napasnya dalam. Memantapkan kakinya melangkah menuju panggung utama. Sebisa mungkin ia berusaha tegar. Menutupi cairan bening dari pelupuknya yang hendak jatuh. Menggoreskan kembali senyum miliknya dihadapan jutaan mata yang menyaksikan.  "Selamat malam, saya Ghiffari, sebelas IPS 3 se...

390 - UNTITLED

Image
  "LEM TEMBAK DIMANAAA?!!"  " Mun oray macok siah Tuy, eta di sebelah maneh!" (kalau ular udah pasti bakal matuk kamu Tuy, itu di sebelah kata Sukma.) Tokman kini berubah bak menjadi kelas kesenian. Kertas, karton, styrofoam, gunting, lem tembak, cat, pylox semuanya berserakan bak kapal pecah semenjak satpam sekolah mengusir panitia inti untuk persiapan dekorasi.  Mau tidak mau, Tokman menjadi tempat berlabuh. Lumayan, menambah tenaga kerja juga. Ada Adit dan Tipal yang walaupun belum masuk kepanitiaan karena masih kelas sepuluh. Ah iya, jangan lupakan satu orang, Egas. Tipal membawa sang bungsu ke tempat tongkrongannya ini, untuk bantuin, lumayan soalnya  katanya dalam hati.  Sebetulnya, pihak promotor sudah sekaligus memberikan fasilitas dekor dari tim yang bekerja, namun rasanya kurang lengkap kalau gak pake tangan sendiri, begitu kata inti dari Bahureksa, terutamanya Raka yang sungguh perfectionist.  Untuk panitia inti perempuan, seperti Nadira dan Juni...

386 - UNTITLED

Image
Keduanya kini berada di Mc Donalds jalan Setiabudi. Urusan Raka sebagai ketua sponsorship Andromeda dengan pihak yang memberikan sponsor sudah selesai, kini tinggal urusannya dengan perutnya sendiri yang sudah sedari tadi meraung-raung. Ah satu lagi, urusannya dengan tugas tambahan untuk mengedit teaser juga sama belum selesai. Namun rasanya mengisi perut lebih utama. "Mau apa?" tanya Raka menoleh kebelakang tepat dimana Juni berada. Juni mencondongkan tubuhnya kedepan layar self service yang tengah Raka operasikan. Sehingga membuat tubuh keduanya semakin terkikis jarak yang tak jauh. Untuk kesekian kalinya Raka hanya bisa berharap pada Tuhan semoga detaknya tidak tembus terdengar pada lawannya ini.  "Udah kalau gak bisa baca diem aja." Raka tahu dengan jelas Juni yang tak bisa melihat dengan jelas jika tidak mengenakan kacamata, kalimatnya membawa Juni kembali pada posisinya. Bukan, bukan hanya itu, Raka takut detaknya terdengar. Perdebatan kecil keduanya berakhir ...

385 - UNTITLED

Image
  Kalau ada pertanyaan suasana apa yang paling merepotkan? Juni jelas menjawab dengan lantang "terkurung dituntut profesional dengan Raka." Jujur bagi Juni ini sulit.  Sebetulnya siapa saja bisa berhubungan baik dengan orang yang dahulu pernah mengisi  hari demi hari, namun mungkin bagi Juni ia selalu tak bisa seperti apa kata pepatah tersebut. Tanya yang belum tuntas diantara keduanya membuat perasaan canggung semakin berlarut dikeduanya.  Menatap matanya saja sudah takut, apalagi dengan air mukanya yang selalu menampilkan wajahnya yang datar. Jujur Juni memang salah waktu itu, melakukan hal yang tak disukai Raka saat masih dalam cerita yang sama, ia meminjami uang Hafiz rekan sesama talent  majalah provokenya itu dimana Hafiz adalah musuh dari Raka sang pacar sendiri. Namun beribu kali Juni menjelaskan, Raka pun enggan mendengar penjelasannya. Sehingga tidak ada kata lain selain malas, malas jika harus dituntut profesional aktif dalam pekerjaannya, namun ...

365 - UNTITLED

Image
  "Sekarang aja." ucap Ghiffari.  Sepuluh menit sudah kedua kakinya bertumpu untuk berdiri disini, Tokman. Berhadapan dengan Sukma yang tengah tenang menyesap tembakaunya. Tanpa sepatah katapun yang terucap. Sukma yang sedari tadi duduk di bangku kayu panjang itu tak sedikitpun menghiraukan sosok Ghiffari di depannya. Hingga kini tembakaunya habis. Menuntunnya mengambil tas miliknya dan menaruh sebelah tali gandongannya itu di pundak kanannya untuk pulang. Pergerakan Sukma terhenti,"Pukul gue sepuas lo. Berapa kalipun. Sampai pagi pun gue gak akan lawan itu. Asal janji satu sama gue, jangan kasih silent treatment gue kaya gini. Gue gak bisa. Apalagi itu dari lo." ucap Ghiffari. Ghiffari pasrah, menurunkan egonya dihadapan sahabatnya itu. Selepas rapat Andromeda yang tak tuntas, Sukma membawa dirinya menyendiri untuk menikmati kenikmatan tembakau miliknya itu di tempat ternyamannya, Tokman. Namun Ghiffari mengikutinya, hingga membawa keduanya dikurung di suasana sepe...